Guru
bagaikan seorang pemanah dan siswa sebagai anak panahnya.
Inilah
konsep pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 3 Bayat (ESTIB), Klaten,
Jawa-Tengah. Siswa diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pengalamannya
dalam belajar melukis dengan bimbingan guru yang tidak diragukan lagi
kemampuannya dalam mengajar kesenian.
Keprihatinan
bangsa Indonesia yang begitu mendalam, dengan dihantui beredarnya Narkoba dan
maraknya Koruptor disegala lapisan masyarakat, maka ESTIB memberikan pendidikan
karakter pada Mata Pelajaran Seni Rupa melalui Gambar Grafitti dengan tema ANTI
KORUPSI dan ANTI NARKOBA.
Kegiatan ini satu-satunya di Indonesia
khususnya untuk tingkat SMP yang di laksanakan pada bulan Agustus 2017. Semua
dinding sekolah bagian luar termasuk pagar sekolah, telah digambari graffiti
oleh siswa. Lokasi yang telah digambari Grafitti mencapai panjang 177
meter, tinggi 4 meter, luas 459 meter dan jumlah obyek 143 gambar.
Gambar Grafiti dengan panjang dan tinggi
seperti tersebut diatas, kiranya karya ini sebagai Grafiti ANTI NARKOBA dan
ANTI KORUPSI TERPANJANG dan TERLUAS dan TERBANYAK di INDONESIA, walaupun belum
pernah tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI), karena belum tahu caranya
untuk bisa tercatat di MURI. Karya
Grafitti ini telah mendapatkan apresiasi dari berbagai lapisan masyarakat dan
kegiatan ini pernah disiarkan secara Nasional oleh Radio Kanal KPK pada 15 Juni
2015.
Namun
yang lebih utama adalah memberikan pendidikan karakter pada siswa, agar siswa
kelak tidak menjadi Koruptor dan tidak terjerumus pada Narkoba.
Asim
Sulistyo, S.Pd sebagai guru kesenian selalu memberikan motivasi dan inspirasi
agar siswa jujur dimanapun berada dan menghindari Narkoba ataupun minuman keras
dalam bentuk apapun.
(Estib
Post-Jurnalis SMPN 3 Bayat, Klaten)